Selasa, 20 Februari 2018

ANAK, DILARANG PAKAI PONSEL/HP SEBELUM 12 TAHUN

Satu lagi artikel kiriman dari INNK, kali membahas tentang bahaya ponsel. Seperti artikel penulis sebelumnya tentang bahaya ponsel saat kehamilan, kini juga membahas tentang bahaya ponsel /HP untuk anak – anak.

Telepon genggam alias ponsel/HP memang sudah menjadi kebutuhan yang sulit dipisahkan. Tak hanya orang dewasa, bahkan anak-anak pun kini banyak yang dibekali ponsel. Tapi para ahli mengingatkan, jangan pernah biarkan anak-anak menggunakan ponsel sebelum berusia 12 tahun. Bahkan menurut fisikawan dan ahli di bidang radiasi, anak usia remaja pun sebaiknya hanya menggunakan ponsel untuk mengirim pesan singkat (SMS) saja, bukan untuk berbicara atau melakukan panggilan.
Anak bukanlah orang dewasa yang bertubuh kecil, mereka tak seharusnya menggunakan ponsel sebelum usia 12 tahun,” ujar Profesor Lawrie Challis, mantan kepala Mobile Telecommunications and Health Research programme(MTHR) seperti dilansir dari Dailymail, Sabtu (24/4/2010). Profesor Challis mengatakan, hal tersebut memang masuk akal, karena sistem kekebalan tubuh anak-anak masih berkembang dan kita tahu bahwa mereka lebih sensitif terhadap hal-hal lain, seperti ultra-violet dari sinar matahari. Sayangnya, banyak orangtua yang merasa tenang jika membekali anaknya ke sekolah dengan ponsel/HP karena bisa memantau anak dengan mudah. Tapi bagi Profesor Challis, alasan-alasan tersebut bukanlah ide yang baik. Kecuali jika memang ada alasan keamanan tertentu yang harus dilakukan. Rekomendasi ini datang dari MTHR, dimana Profesor Challis masih menjadi anggota, yang meluncurkan hasil penelitian mereka selama 30 tahun tentang risiko penggunaan ponsel terhadap 250.000 warga Eropa, 100.000 warga Inggris termasuk partisipan anak-anak. Peneliti mendata jumlah panggilan pada masing-masing ponsel partisipan dan membandingkannya dengan catatan kesehatan, untuk menentukan apakah ponsel memicu atau memperburuk kanker, termasuk kanker telinga, kulit dan otak. Studi ini juga melihat apakah ponsel meningkatkan kemungkinan penyakit saraf seperti Alzheimer, Parkinson dan multiple sklerosis, stroke dan penyakit jantung, serta kondisi yang kurang serius seperti sakit kepala dan gangguan tidur.  Hasilnya, mereka yang berusia di bawah usia 12 tahun, yang memang dibekali ponsel oleh orang tuanya, paling rentan terhadap semua dampak negatif dari penggunaan ponsel. Dan menurut para peneliti dari Imperial College London, hasil ini memang akan mengejutkan banyak orangtua. Tapi jika keadaannya mendesak dan anak-anak memang tidak bisa tanpa dibekali ponsel, pilihanya adalah dengan membekali anak ponsel/HP beserta handset yang memang dirancang untuk anak. “Jika orangtua khawatir, mereka dapat memantau anak-anak cukup dengan melakukan panggilan singkat, atau menggunakan perangkat hands-free,” ujar John Cooke, direktur eksekutif Mobile Operators Association. Menurutnya, orangtua harus bisa menimbang-nimbang antara manfaat jaminan nyata yang diberikan oleh teknologi ini terhadap kemungkinan efek kesehatan masa depan yang tidak diketahui. London/detikhealth (INNK’10)

CARA MEMBUAT PEMPEK IKAN TERI PALEMBANG

Resep Pempek Ikan Teri Sederhana Lembut dan Empuk Spesial Asli Enak. Mendapatkan ikan tenggiri segar untuk pempek yang lezat terkadang memang susah harus pesan terlebih dahulu jika sudah punya langganan ikan di pasar ikan atau pasar tradisional. Apalagi bila tidak musim ikan akan semakin sulit memperoleh ikannya apalagi ikan belida yang memang ikan asli pempek Palembang karena sudah langka di sungai Musi. Jadi boleh dicoba untuk buat pempek dari ikan teri asin Palembang atau ikan teri medan yang memang dagingnya dan tubuh serta kepalanya lebih besar jika dibanding dengan ikan teri jengki atau ikan teri lainnya seperti ikan teri nasi, kan terlalu kecil walaupun bisa juga dibuat pempek teri nasi, kalau masalah rasa sedap juga, walau tampilannya tidak secantik dan menarik empek-empek yang pakai ikan tenggiri/ikan gabus/ikan berdaging putih lainnya, putih bersih. kalau pempek ikan teri warnanya agak sedikit gelap cenderung hitam mungkin karena kepala ikan yang masuk juga ke dalam adonan.

Foto Resep Pempek Ikan Teri Sederhana Lembut dan Empuk Spesial Asli Enak
Gambar Pempek Ikan Teri

Di Palembang, Sumatera Selatan dan di Bengkulu terutama di pasar-pasar tradisional banyak penjual pempek yang jualan pempek teri atau pempek iwak teri, bahkan ada juga yang membuat pempek dari kepala ikan teri saja, pempek ini biasanya berbentuk pempek lenjer panjang besak mak lengan sebenarnya mudah saja mengenali dan membedakannnya dengan pempek ikan tenggiri warna pempek ikan teri berwarna agak gelap cenderung kehitaman. Berikut resep pempek ikan teri yang sedap dan istimewa lengkap dengan cara bikin sendiri di rumah ala rumahan (Homemade) yang mudah dan praktis.

RESEP PEMPEK IKAN TERI

Sumber : Mama Khayla

BAHAN :
  • 500 gram tepung terigu
  • Air panas
  • 250 gram ikan teri Palembang bisa juga pakai teri medan, belah buang tulang dan kepalanya, pilih yang kuning besar (rendam dengan air panas)
  • Penyedap rasa sedikit saja
  • 700 gram-1 kg tepung sagu tani/kanji/tapioka tergantung banyak dan sedikitnya air panas tadi
  • 2 telur kocok lepas.
  • Air untuk merebus pempek
CARA MEMBUAT PEMPEK IKAN TERI :
  1. Tepung terigu diberi air panas sedikit demi sedikit, aduk hingga rata.
  2. Ikan teri di siram air panas, tiriskan lalu di giling halus (blender), lalu masukkan ke adonan terigu,aduk pakai sendok hingga rata.
  3. Setelah rata, lalu masukkan tepung kanji/tapioka sedikit demi sedikit,sambil di aduk pakai ujung jari, jangan terlalu di uleni nanti jadinya alot.
  4. Ambil sedikit adonan,bentuk mangkok, jika adonan belum bisa di bentuk,sambil di tambah tepung kanji hingga bisa di bentuk.lalu isi dengan 1 sdm telur yang sudah di kocok lepas dan di beri sedikit garam.
  5. Tutup mangkok adonan atau bisa di plintir seperti pastel. atau jika malas,bisa di bentuk panjang-panjang seperti pempek lenjer atau bulat saja, tanpa di isi telur atau bentuk pempek sesuai selera.
  6. Lalu rebus pempek dalam air mendidih,hingga mengapung. jika sudah mengapung,tunggu agak lama, agar dalamnya benar benar matang.
  7. Tiriskan, pempek sudah bisa di goreng.
  8. Hidangkan bersama cuko pempek, resep bikin cuko kental bisa di lihat di artikel cara membuat cuko.

Inilah Kecerdasan Hakiki yang Seharusnya Dimiliki Setiap Manusia

Inilah Kecerdasan Hakiki yang Seharusnya Dimiliki Setiap Manusia

Sahabatku, ada sebuah artikel menarik yang saya baca mengenai bagaimana kecerdasan yang sesungguhnya yang harus dimiliki oleh kita, manusia.

Sahabatku, pernah tahu siapa bapak / ilmuwan yang pertama kali mendefinisikan kecerdasan. Dialah Alferd Binet yang pada Tahun 1905 memperkenalkan definisi kecerdasan kepada dunia. Menurut Ilmuwan berkebangsaan Perancis ini, orang yang cerdas adalah orang yang memiliki Intelligence Quotient (IQ) diatas 100 dan orang yang mempunyai IQ diatas 150 adalahjenius.

Nah, sejak saat itu mulailah cara pandang manusia berubah. Mereka beranggapan bahwa keberuntungan dan masa depan manusia seolah-olah ditentukan dengan tingginya IQ mereka. Bahkan banyak perusahaan-perusahaan elit, sekolah-sekolah unggulan menentukan para calon karyawannya atau calon siswanya dari tingginya IQ yang mereka punya. Anggapan mereka semakin tinggi IQ yang dimiliki oleh karyawannya atau para siswanya akan membuat semakin tinggi pula tingkat prestasi yang akan mereka torehkan.

Keruntuhan Teori Kecerdasan = IQ

Sahabatku, teori yang dimiliki oleh Alferd Binet mengenai kecerdasan yang ditentukan lewat tingkat IQ yang dimiliki ini pun akhirnya runtuh, tepat 90 tahun teori ini bisa bertahan. Ya, teori ini mulai runtuh setelah Daniel Goleman melakukan berbagai penilitian-penilitian dan riset-riset yang berlangsung cukup lama. Pakar Psikologi ini menemukan bahwa IQ bukan satu-satunya jenis kecerdasan yang menentukan sukses tidaknya seseorang. Ada kecerdasan lain yang justru lebih penting dari itu, emosional quotient(kecerdasan emosi).

Dan, sejak saat itu manusia menyadari bahwa kecerdasan IQ semata tidaklah cukup. Kecerdasan Intelktual justru tidak banyak membantu  seseorang mengarungi samudra kehidupannya jika tidak diiringi oleh kecerdasan emosi. Bahkan, faktor kecerdasan emosi ini menyumbang 85 persen variable keberhasilan.

Banyak sekali yang mendukung pendapat Goleman ini. Kita bisa melihat betapa banyak anak-anak yang selalu mendapatkan peringkat tinggi dengan nilai akademik yang luar biasa pada saat usia sekolah, tapi setelah lulus malah tidak sukses mengarungi kehidupan. Ini karena anggapan mereka terhadap IQ begitu besar sehingga melupakan kecerdasan yang lain yang justru pengaruhnya jauh lebih besar lagi. Berbeda jika seseorang yang mempunyai kecerdasan emosional, tatkala awalnya mungkin dia hanya memiliki IQ yang standar, namun berkat kecerdasan emosionalnya, dia mampu menjadi orang yang tangguh tatkala datang hambatan, dia cari strategi lain tatkala kegagalan kecil ditemuinya, tekadnya tak pernah padam, itulah yang membuatnya mampu mengarungi pelbagai ombak kecil maupun besar.

Dan kini dapat kita saksikan bahwa dunia pendidikan yang baik tidak berorientasi lagi pada hasil, lalu orientasi pendidikan berubah pada proses.



Nasehat Lukman Hakim

Dan setelahnya banyak bermunculan teori-teori baru mengenai kecerdasan. Para ilmuwan ada yang membagi kecerdasan ada yang menjadi delapan dimensi. Dialah Howard Gardner, seorang psikolog dari Howard University yang menemukan teori Multiple Intelligence(Kecerdasan Majemuk. Teori ini menggabungkan delapan dimensi kecerdasan, yaitu linguistik, matematis logis, spasial, kinestetik, musikal, interpersonal, intrapersonal, dan natural. Sejak teori ini muncul, lenyaplah monopoli kecerdasan.

Sebenarnya, jauh sebelum Binet, Goleman dan Gardner, menemukan teori kecerdasan, mulai dari IQ, EQ, SQ, hingga multiple intelligence, para tokoh Muslim telah mendefinisikan kecerdasan secara lebih lengkap, komprehensif, dan holistik.

Sayangnya, kita hanya berkiblat kepada teori kecerdasan yang dikembangkan oleh barat. Kita malas membuka, mempelajari, mencari mutiara-mutiara tersebut dalam deretan rak-rak perpustakan lama yang melimpah, atau kita malah minder mempelajarinya, minder karena takut dianggap ketinggalan jaman.

Bahkan, lebih jauh ke belakang, Al-Qur’an dan Sunnah telah mengenalkan kepada kita nilai kecerdasan yang sejati yakni kecerdasan berdasarkan fitrah.

Sahabatku, Al-Qur’an telah memuat seseorang tokoh pendidikan yang luar biasa. Ia bukanlah Nabi dan Rasul, tapi namanya diabadikan menjadi sebuah nama surat dalam Al-Qur’an dan nasehatnya dinukil di dalam al-Qur’an.

Ia adalah Luqman al-Hakim, Ia berkata kepada anaknya tentang kecerdasan, sebagaimana dinukil dari buku berjudul Pesan-pesan Bijak Lukman al-Hakim karya Majdi Asy-Syahari. Beginilah katanya :

“Wahai anakku, orang yang cerdas, pandai, dan bahagia pasti mencintai sesamanya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Ia bersikap hemat dalam keadaan kaya dan menjaga kehormatan diri disaat fakir. Harta tidak akan melalaikannya dari Allah. Kemiskinan juga tidak menyibukkannya dari mengingat Allah.”

“Wahai anakku, orang yang cerdas itu akan bisa mengambil manfaat dari kesabarannya. Ia selalu mendengarkan siapa saja yang menasehatinya . Ia tidak memusuhi orang yang lebih tinggi derajatnya dan tidak melecehkan orang yang lebih rendah derajatnya.”

“Ia tidak menuntut apa yang bukan miliknya dan tidak menyia-nyiakan apa yang ia miliki. Ia tidak mengucapkan apa yang tidak diketahuinya dan tidak menyembunyikan ilmu yang ada padanya.”

“Wahai anakku, orang yang cerdas itu merasa puas dengan hak yang dimilikinya dan tidak pernah merugikanhak-hak orang lain. Orang lain tidak merasa terusik olehnya dan dia pun tidak merasa terbebani oleh orang lain.”

“Wahai anakku, orang yang cerdas itu mau menerima nasehat dari orang yang menasehatinya. Ia bergegas dalam hal kebajikan dan lamban dalam hal keburukan. Ia kuat dalam berbuat baik dan lemah dalam kemaksiatan. Ia memiliki sedikit pengetahuan tentang nafsu syahwat.”

“Ia mengetahui cara mendekatkan diri kepada Allah. Ia meyakinkan pada saat bersaksi, bersikap adil di saat memutuskan, benar jika berkata, jujur jika diberi kepercayaan, dan pemaaf jika di zhalimi.”

“Wahai anakku, orang yang cerdas itu tetap berbuat baik di saat orang berbuat jahat kepadanya . Ia menggunakan hartanya untuk kebaikan dan tidak menafkahkan harfta yang bukan miliknya.”

“Di dunia, ia ibarat perantau. Tujuannya adalah kehidupan kelak. Ia selalu mengajak pada kebaikan dan mengajarkannya. Ia mencegah kejahatan dan menjauhinya. Batinnya sesuai dengan lahirnya. Ucapannya selaras dengan perbuatannya.”

Definisi Kecerdasan

Nasehat Luqman al-Hakim kepada anaknya tentang kecerdasan itu bisa diringkas menjadi sebuah definisi tentang orang yang cerdas, yakni orang yang memiliki sifat kasih sayang, efisien, efektif(berdaya guna/bermanfaat), menjaga kehormatan, konsisten, sabar, empati (peduli) jujur, apresiatif, berilmu pengetahuan, berketerampilan, adil, benar, komitmen, proaktif, tangguh, amanah, visioner, dan menjadi pelopor kebaikan.

Bayangkan jika anak kita atau kita sendiri, telah, memenuhi syarat kecerdasan sebagaimana dikemukakan Luqman al-Hakim, akankah anak kita, atau kita, mengalami kegagalan? Tidak! Insya Allah kita akan selamat, sukses, bahagia, bahkan dapat hidup dalam kemuliaan selama-lamanya.

Sekarang coba bandingkan nilai kecerdasan yang dikemukakan oleh Luqman al-Hakim dengan teori kecerdasan yang dikemukakan para tokoh sekuler di atas. Satu hal yang pasti, teori sekuler tak pernah menyentuh dimensi transendental (ukhrawi).

Kalaupun berbicara tentang spirtualitas nilainya sangat dangkal dan terlalu rasional. Padahal dimensi ini tak bisa disentuh dengan sekadar ilmu pengetahuan dan rasio semata. Di sinilah diperlukan petunjuk wahyu.

Dalam kaitan ini, maka definisi kecerdasan yang dikemukakan oelh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan definisi yang paling akurat, paling benar, dan paling komprehensif.

Dalam sebuah Hadits beliau bersabda tentang kecerdasan, “Orang yang cerdas adalah orang yang mengusai dirinya dan berbuat untuk keselamatan sesudah mati. Sedangkan orang yang bodoh adalah yang memperturutkan hawa nafsunya dan mengharapkan kepada Allah harapan-harapan kosong.” (Riwayat Ibnu Majah dan Ibnu Umar).

Al-Ghazali mengelaborasi lebih lanjut konsep kecerdasan ini. Ia berkata, “Orang yang cerdas adalah orang yang mampu memahami Tuhannya, memahami dirinya, memahami dunianya, dan memahami akhiratnya.”

Orang yang bisa memiliki empat kemampuan tersebut dijamin sukses dan bahagia di dunia dan akhirat.

Wallahua’lam bisshowwab.

Sumber : SUARA HIDAYATULLAH / Juli 2011 / Sya’ban 1432 dengan sedikit perubahan tanpa merubah makna.

Senin, 19 Februari 2018

Asal Usul Kabupaten Pamekasan - Madura


Asal Usul Kabupaten Pamekasan - Madura


Kabupaten Pamekasan merupakan salah satu dari 4 Kabupaten yang ada di Pulau Madura seperti Bangkalan, Sampang dan Sumenep. Pamekasan sendiri berbatasan langsung dengan Kabupaten Sumenep di sebelah timur, Kabupaten Sampang di sebelah barat, Selat Madura di selatan dan berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah Utara.

Pamekasan terdiri dari 13 Kecamatan, yang kemudian dibagi lagi menjadi 178 Desa dan 11 Kelurahan. berikut adalah nama dari 13 Kecamatan tersebut:


  • Kecamatan Tlanakan
  • Kecamatan Proppo
  • Kecamatan Pegantenan
  • Kecamatan Pasean
  • Kecamatan Pamekasan
  • Kecamatan Palengaan
  • Kecamatan Pademawu
  • Kecamatan Kadur
  • Kecamatan Larangan
  • Kecamatan Galis
  • Kecamatan Batu MarMar
  • Kecamatan Pakong
  • Kecamatan Waru

Berbicara tentang Kabupaten Pamekasan tentunya tidak akan terlepas dari nama Monumen Arek Lancor, selain itu di Kabupaten Pamekasan ini tiap tahun mengadakan event Kerapan Sapi Piala Presiden serta rangkaian acara Semalam di Pamekasan yang menampilkan kesenian khas Pamekasan serta kabupaten lainnya di Madura.

Selain itu ada tokoh yang cukup terkenal di Indonesia berasal dari Pamekasan, beliau adalah Prof. Dr. Moh. Mahfud MD yang sempat menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi Indonesia.

Berikut adalah Daftar Wisata yang berada di Kabupaten Pamekasan:

Pantai Talang Siring (namanya hampir mirip Pantai Siring Kemuning di Kecamatan Tanjung Bumi - Kabupaten Bangkalan) yang letaknya 10 Km kearah Timur dari Kota Pamekasan.
Pantai Jumiang dengan jarak 15 Km dari Pusat Kota.
- Pantai Batu Kerbuy yang namanya di ambil dari sebuah batu yang berbentuk kerbau yang terletak di Kecamatan Pasean dengan luas 5 Ha.
Api Tak Kunjung Padam yang jaraknya sekitar 4 Km dari Pusat Kota.
- Makam Keramat Pasarean Batu Ampar yang terletak di Desa Pangbatok Kecamatan Proppo sekitar 15 Km dari arah Pusat Kota.
- Vihara Alokitesvara yang berada di Kampung Candi Desa Monto' Kecamatan Galis (14 Km dari Kota Pamekasan), berdekatan dengan Pantai Talangsiring. Vihara terbesar kedua di Pulau Jawa. Salah satu keunikannya, yaitu di dalam komplek terdapat Musholla, Gereja dan Pura yang melambangkan kerukunan beragama.
Monumen Arek Lancor yang merupakan monumen perjuangan kepahlawanan Rakyat Madura dalam mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia.

Asal Mula dan Sejarah Kabupaten Pamekasan - Madura


Kabupaten Pamekasan lahir dari proses sejarah yang cukup panjang. Nama Pamekasan sendiri baru dikenal  pada sepertiga abad ke 16, ketika Ronggo Sukowati mulai memindahkan pusat pemerintahan dari kraton Labangan Daja ke kraton Mandilaras. Memang belum cukup bukti tertulis yang menyebutkan proses perpindahan pusat pemerintahan sehinga terjadi perubahan nama wilayah ini.

Begitu juga munculnya sejarah pemerintahan di Pamekasan sangat jarang ditemukan bukti-bukti tertulis apalagi prasasti yang menjelaskan tentang kapan dan bagaimana keberadaannya.  Munculnya sejarah Pemerintah Lokal Pamekasan, diperkirakan baru diketahui sejak pertengahan abad ke lima belas (15) berdasarkan sumber sejarah tentang lahirnya mitos atau legenda Aryo Menak Sumoyo yang mulai merintis Pemerintahan Lokal di daerah Proppo atau Parupuk  Jauh sebelum munculnya legenda ini, keberadaan Pamekasan tidak banyak dibicarakan. Diperkirakan Pamekasan merupakan bagian dari pemerintahan Madura dan Sumenep, yang telah berdiri sejak pengangkatan Arya Wiraraja pada tanggal 13 Oktober 1268 oleh Kertanegara.

Jika pemerintahan lokal Pamekasan lahir pada abad 15, tidak dapat disangkal bahwa Kabupaten ini lahir pada zaman kegelapan Majapahit yaitu pada saat daerah-daerah pesisir di wilayah kekuasaan Majapahit mulai merintis berdirinya pemerintahan sendiri. Berkaitan dengan sejarah kegelapan Majapahit tentu tidak bias dipungkiri tentang kemiskinan data sejarah karena di Majapahit sendiri dalam penataan untuk mempertahankan bekas wilayah pemerintahannya sangat padat kegiatan dengan luas wilayah yang sangat besar.

Saat itu sastrawan-sastrawan terkenal setingkat Mpu Prapanca dan Mpu Tantular tidak banyak menghasilkan karya sastra, sedangkan kehidupan masyarakat Madura sendiri, nampaknya lebih berkembang sastra lisan dibandingkan dengan sastra tulis Graaf (2001) menulis bahwa orang Madura tidak mempunyai sejarah tertulis dalam bahasa sendiri mengenai raja-raja pribumi pada zaman pra-Islam.

Tulisan- tulisan yang kemudian mulai diperkenalkan sejarah pemerintahan  Pamekasan ini pada awalnya lebih banyak ditulis oleh penulis Belanda sehingga banyak menggunakan bahasa Belanda kemudian mulai diterjemahkan atau ditulils kembali oleh sejarawan Madura, seperti Zainal Fatah ataupun Abdurrahman. Memang masih ada bukti-bukti tertulis lainnya yang berkembang di masyarakat, seperti tulisan pada daun-daun lontar atau layang Madura, namun demikian tulisan pada layang inipun lebih banyak menceritakan sejarah kehidupan para Nabi (Rasul) dan sahabatnya, termasuk juga ajaran-ajaran agama sebagai salah satu sumber pelajaran agama bagi masyarakat luas.

Masa pencerahan sejarah lokal Pamekasan mulai terungkap sekitar paruh kedua abad ke-16, ketika pengaruh Mataram mulai masuk di Madura, terlebih lagi ketika Ronggo Sukowati mulai mereformasi pemerintahan dan pembangunan di Wilayahnya. Bahkan, raja ini disebut-sebut sebagai raja pertama di Pamekasan yang secara terang-terangan mulai mengembangkan Agama Islam di kraton dan rakyatnya. Hal ini diperkuat dengan pembuatan jalan se jimat ,yaitu jalan-jalan di alun-alun kota Pamekasan dan mendirikan masjid Jamik Pamekasan. Namun demikian, sampai saat ini masih belum bisa diketemukan adanya  inskripsi ataupun prasasti pada beberapa situs peninggalannya untuk menentukan kepastian tanggal dan bulan pada saat pertama kali ia memerintah Pamekasan.

Bahkan zaman Pemerintahan Ronggo Sukowati mulai dikenal sejak berkembangnya legenda Kyai Joko Piturun, pusaka andalan Ronggo Sukowati yang diceritakan mampu membunuh Pangeran Lemah Duwur dari Arosbaya melalui peristiwa mimpi. Padahal temuan ini sangat penting karena dianggap memiliki nilai sejarah untuk menentukan hari jadi kota Pamekasan.

Lambang Kabupaten Pamekasan Madu Ganda Magesti Tunggal
Lambang Kabupaten Pamekasan Madu Ganda Magesti Tunggal

Terungkapnya sejarah Pemerintahan di Pamekasan semakin ada titik terang setelah berhasilnya invasi Mataram ke Madura dan merintis pemerintahan lokal di bawah pengawasan Mataram. Hal ini dikisahkan dalam beberapa karya tulis seperti Babad Mataram dan Sejarah Dalem serta telah adanya beberapa penelitian sejarah oleh sarjana Barat yang lebih banyak dikaitkan dengan perkembangan sosial dan agama, khususnya perkembangan Islam di Pulau Jawa dan Madura, seperti Graaf dan TH. Pigland tentang kerajaan Islam pertama di Jawa dan Banda tentang Matahari Terbit dan Bulan Sabit.

Sumber: http://www.pamekasankab.go.id
Lambang: soendoel.blogspot.com

Surga Dan Neraka Sudah Tercipta Sejak Dahulu

Eramuslim.com – Saudaraku, tahukah Anda bahwa sesungguhnya Surga dan Neraka telah tercipta sejak dahulu? Keduanya bukan ciptaan Allah yang baru ada setelah Kiamat kelak terjadi. Dalam kitabnya yang berjudul Al-Aqidah Ath-Thahawiyyah, Ath-Thahawi menulis sebagai berikut:
”Surga dan Neraka telah diciptakan Allah. Keberadaan keduanya tidak akan pernah berakhir. Allah menciptakan surga dan neraka sebelum menciptakan yang lain, dan Dia juga menciptakan penduduk untuk masing-masingnya. Siapa yang diinginkanNya, akan masuk ke dalam surga dengan ampunan dan pertolonganNya, dan siapa yang diinginkanNya akan masuk ke dalam neraka sesuai dengan keadilanNya. Setiap orang akan berperilaku sesuai dengan ketentuan yang telah diciptakan untuknya; perbuatan baik dan perbuatan jelek telah ditaqdirkan untuk semua orang.”  
Dalam bukunya yang berjudul Ensiklopedia Kiamat,  Dr Umar Sulaiman Al-Asyqar menyatakan bahwa statement Ath-Thahawi di atas mewakili aqidah ahlus-sunnah wal-jama’ah. Beliau selanjutnya menguatkan pandangan di atas dengan mengutip beberapa ayat Al-Qur’an dan Hadits. Di antaranya:
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ
عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
”Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS Ali Imran ayat 133)
Ayat ini menegaskan bahwa surga telah Allah sediakan atau siapkan bagi kaum muttaqin (orang-orang bertaqwa) jauh-jauh hari sebelumnya, maka hendaknya orang-orang beriman berkompetisi untuk mendapat hak memasukinya. Demikian pula sebaliknya, berdasarkan ayat di bawah ini berarti Allah telah sediakan atau siapkan bagi kaum kafir api neraka yang karenanya hendaknya manusia tidak memilih jalan hidup orang kafir jika tidak ingin berakhir di tempat mengerikan itu.
وَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ
”Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir.” (QS Ali Imran ayat 131)
Di antara sabda Rasulullah Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam yang membenarkan pendapat bahwa surga dan neraka telah diciptakan Allah sejak awal ialah:
إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا مَاتَ عُرِضَ عَلَيْهِ مَقْعَدُهُ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ
 إِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَمِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
وَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَمِنْ أَهْلِ النَّارِ
 فَيُقَالُ هَذَا مَقْعَدُكَ حَتَّى يَبْعَثَكَ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Sesungguhnya bila salah seorang di antaramu meninggal, maka diperlihatkan kepadanya tempatnya di waktu pagi dan petang. Jika ia termasuk ahli surga, maka ia ahli surga. Dan jika termasuk ahli neraka, maka ia ahli neraka. Lalu dikatakan kepadanya: ”Inilah tempatmu sehingga Allah bangkitkan kamu pada hari Kiamat.” (HR Bukhary)
Hadits di atas menjelaskan bahwa begitu seorang manusia meninggal dunia kemudian dimasukkan liang lahat, maka setelah selesai proses interview oleh dua malaikat, maka selanjutnya ia akan diperlihatkan tempat tinggalnya kelak di akhirat. Jika ia calon penghuni surga, maka ia akan diperlihatkan surga tempat tinggalnya kelak di setiap waktu pagi dan petang di dalam kuburnya. Sebaliknya, jika ia termasuk calon penghuni neraka maka ia akan diperlihatkan neraka tempat tinggalnya kelak di setiap waktu pagi dan petang di dalam kuburnya.  Hal ini akan berlangsung terus di alam kubur atau alam barzakh hingga tibanya hari Kiamat, dimana ia tidak lagi sekedar menyaksikan tempat tinggalnya di akhirat namun ia bahkan bakal memasukinya. Sehingga di dalam hadits lainnya, Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallammenyebutkan doa yang diucapkan seorang beriman selama di dalam kuburnya saat ia berhak melihat tempatnya di surga yaitu:
رَبِّ أَقِمْ السَّاعَةَ حَتَّى أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي وَمَالِي
“Ya Rabb, datangkanlah hari Kiamat agar aku dapat kembali kepada keluargaku dan hartaku.”(HR Ahmad)
Si mu’min tidak sabar menanti datangnya hari Kiamat. Sebaliknya, ucapan seorang kafir atau munafik selama di dalam kuburnya saat ia melihat neraka sebagai calon tempat tinggalnya di akhirat kelak nanti ialah:
رَبِّ لَا تُقِمْ السَّاعَةَ
“Ya Rabb, janganlah Engkau datangkan hari Kiamat.” (HR Ahmad)
Dalam hadits lainnya diriwayatkan bahwa ketika Nabi shollallahu ’alaih wa sallam diperjalanankan pada malam Isra’ dan Mi’raj, maka beliau diizinkan Allah melihat surga. Hal ini juga menegaskan bahwa surga sesungguhnya sudah ada sejak dahulu.
ثُمَّ انْطَلَقَ بِي حَتَّى انْتَهَى بِي إِلَى سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى
وَغَشِيَهَا أَلْوَانٌ لَا أَدْرِي مَا هِيَ ثُمَّ أُدْخِلْتُ الْجَنَّةَ
فَإِذَا فِيهَا حَبَايِلُ اللُّؤْلُؤِ وَإِذَا تُرَابُهَا الْمِسْكُ
“Kemudian Jibril mengantar aku ke Sidratul Muntaha, yang diliputi oleh warna-warna yang sulit dilukiskan keindahannya. Kemudian aku masuk ke dalam surga, yang cahayanya seperti cahaya mutiara dan tanahnya seperti kesturi.” (HR Bukhary)
Bahkan ada lagi suatu hadits panjang yang menggambarkan bahwa surga dan neraka telah Allah ciptakan dahulu dan bahwa Allah telah menyuruh Malaikat Jibril untuk melihat dan memberikan penilaian terhadap keduanya. Kemudian Allah melapisi masing-masing surga dan neraka dengan lapisan yang bisa menyebabkan manusia tertipu akan hakikat keduanya. Dan pelapis itulah –wallahu a’lam– alam fana dunia yang sedang kita jalani saat ini. Dunia yang fana ini memang sangat kaya dengan tipuan mata bagi manusia.
لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ الْجَنَّةَ قَالَ لِجِبْرِيلَ اذْهَبْ فَانْظُرْ إِلَيْهَا
 فَذَهَبَ فَنَظَرَ إِلَيْهَا ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ أَيْ رَبِّ وَعِزَّتِكَ
 لَا يَسْمَعُ بِهَا أَحَدٌ إِلَّا دَخَلَهَا ثُمَّ حَفَّهَا بِالْمَكَارِهِ
 ثُمَّ قَالَ يَا جِبْرِيلُ اذْهَبْ فَانْظُرْ إِلَيْهَا فَذَهَبَ
فَنَظَرَ إِلَيْهَا ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ أَيْ رَبِّ وَعِزَّتِكَ
لَقَدْ خَشِيتُ أَنْ لَا يَدْخُلَهَا أَحَدٌ
قَالَ فَلَمَّا خَلَقَ اللَّهُ النَّارَ قَالَ يَا جِبْرِيلُ اذْهَبْ
فَانْظُرْ إِلَيْهَا فَذَهَبَ فَنَظَرَ إِلَيْهَا ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ
أَيْ رَبِّ وَعِزَّتِكَ لَا يَسْمَعُ بِهَا أَحَدٌ فَيَدْخُلُهَا
فَحَفَّهَا بِالشَّهَوَاتِ ثُمَّ قَالَ يَا جِبْرِيلُ اذْهَبْ
فَانْظُرْ إِلَيْهَا فَذَهَبَ فَنَظَرَ إِلَيْهَا ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ
أَيْ رَبِّ وَعِزَّتِكَ لَقَدْ خَشِيتُ أَنْ لَا يَبْقَى أَحَدٌ إِلَّا دَخَلَهَا
“Ketika Allah menciptakan surga Dia berfirman kepada Jibril: ”Pergi dan lihatlah surga.” Maka Jibril pergi dan melihatnya. Kemudian ia datang dan berkata: ”Demi keagunganMu ya Rabb, tidak seorangpun yang mendengar perihal surga melainkan pasti ingin memasukinya.” Kemudian Allah lapisi surga dengan al-makaarih (hal-hal yang tidak disukai manusia) lalu Allah berfirman: ”Hai Jibril, pergi dan lihatlah surga.” Maka Jibril pergi dan melihatnya. Kemudian ia datang dan berkata: ”Demi keagunganMu ya Rabb, sungguh aku khawatir tidak seorangpun bakal ingin memasukinya.” Ketika  Allah menciptakan neraka Dia berfirman kepada Jibril: ”Pergi dan lihatlah neraka.” Maka Jibril pergi dan melihatnya. Kemudian ia datang dan berkata: ”Demi keagunganMu ya Rabb, tidak seorangpun yang mendengar perihal neraka bakal mau memasukinya.” Kemudian Allah lapisi neraka dengan asy-syahawaat (hal-hal yang disukai manusia) lalu Allah berfirman: ”Hai Jibril, pergi dan lihatlah neraka.” Maka Jibril pergi dan melihatnya. Kemudian ia datang dan berkata: ”Demi keagunganMu ya Rabb, sungguh aku khawatir tidak akan ada orang yang bakal lolos dari api neraka.” (HR Abu Dawud)
Ya Allah, sungguh kami memohon ridha dan surgaMu,  dan sungguh kami berlindung kepada Engkau dari murka dan nerakaMu. Amin ya Rabbal Alamiin..
Wassalam..............!!!
Suber: https://www.eramuslim.com/suara-langit/kehidupan-sejati/surga-dan-neraka-sudah-tercipta-sejak-dahulu.htm/4#.WonS6byWbDc

Penyakit Ummat Islam Di Akhir Zaman (1)


Dalam sebuah hadits Nabi shollallahu ’alaih wa sallammengabarkan bahwa kelak di masa yang akan datang ummat Islam akan berada dalam keadaan yang sedemikian buruknya sehingga diumpamakan sebagai laksana makanan yang diperebutkan oleh sekumpulan pemangsanya. Lengkapnya hadits tersebut sebagai berikut:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ

Bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam “Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanannya.” Maka seseorang bertanya: ”Apakah karena sedikitnya jumlah kita?” ”Bahkan kalian banyak, namun kalian seperti buih mengapung. Dan Allah telah mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah telah menanamkan dalam hati kalian penyakit Al-Wahan.” Seseorang bertanya: ”Ya Rasulullah, apakah Al-Wahan itu?” Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Cinta dunia dan takut akan kematian.” (HR Abu Dawud 3745)

Ada beberapa pelajaran penting yang dapat kita tarik dari hadits ini:
Pertama, Nabi shollallahu ’alaih wa sallam memprediksi bahwa akan tiba suatu masa dimana orang-orang beriman akan menjadi kumpulan manusia yang menjadi rebutan ummat lainnya. Mereka akan mengalami keadaan yang sedemikian memprihatinkan sehingga diumpamakan seperti suatu porsi makanan yang diperbutkan oleh sekumpulan pemangsa. Artinya, pada masa itu kaum muslimin menjadi bulan-bulanan kaum lainnya. Hal ini terjadi karena mereka tidak memiliki kemuliaan sebagaimana di masa lalu. Mereka telah diliputi keinaan.
Kedua, pada masa itu muslimin tertipu dengan banyaknya jumlah mereka padahal tidak bermutu. Sahabat menyangka bahwa keadaan hina yang mereka alami disebabkan jumlah mereka yang sedikit, lalu Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menyangkal dengan mengatakan bahwa jumlah muslimin pada waktu itu banyak, namun berkualitas rendah.
Hal ini juga dapat berarti bahwa pada masa itu ummat Islam sedemikian peduli dengan kuantitas namun lalai memperhatikan aspek kualitas. Yang penting punya banyak pendukung  alias konstituen sambil kurang peduli apakah mereka berkualitas atau tidak. Sehingga kaum muslimin menggunakan tolok ukur mirip kaum kuffar dimana yang banyak pasti mengalahkan yang sedikit. Mereka menjadi gemar menggunakan prinsip the majority rules (mayoritas-lah yang berkuasa) yakni prinsip yang menjiwai falsafah demokrasi modern.  Padahal Allah menegaskan di dalam Al-Qur’an bahwa pasukan berjumlah sedikit dapat mengalahkan pasukan musuh yang jumlahnya lebih besar dengan izin Allah.
كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqarah ayat 249)
Pada masa dimana muslimin terhina, maka kuantitas mereka yang besar tidak dapat menutupi kelemahan kualitas. Sedemikian rupa sehingga Nabi shollallahu ’alaih wa sallam mengumpamakan mereka seperti buih mengapung. Coba perhatikan tabiat buih di tepi pantai. Kita lihat bahwa buih merupakan sesuatu yang paling terlihat, paling indah dan berjumlah sangat banyak saat ombak sedang bergulung. Namun buih pulalah yang paling pertama menghilang saat angin berhembus lalu menghempaskannya ke udara.

Ketiga, Nabi shollallahu ’alaih wa sallam mengisyaratkan bahwa jika ummat Islam dalam keadaan terhina, maka salah satu indikator utamanya ialah rasa gentar menghilang di dalam dada musuh menghadapi ummat Islam. Artinya, sesungguhnya Nabi shollallahu ’alaih wa sallam lebih menyukai ummat Islam senantiasa berwibawa sehingga disegani dan ditakuti musuh.Dewasa ini malah kita melihat bahwa para pemimpin berbagai negeri berpenduduk mayoritas muslim justru memiliki rasa segan dan rasa takut menghadapi para pemimpin kalangan kaum kuffar dunia barat. Alih-alih mengkritisi mereka, bersikap sama tinggi sama rendah saja sudah tidak sanggup. Sehingga yang kita lihat di panggung dunia para pemimpin negeri kaum muslimin menjadi –maaf- pelayan jika tidak bisa dikatakan anjing piaraan pemimpin kaum kuffar. Mereka menjulurkan lidah dengan setia mengikuti kemauan sang majikan kemanapun mereka pergi. Padahal Allah menggambarkan kaum muslimin sebagai manusia yang paling tinggi derajatnya di tengah manusia lainnya jika mereka sungguh-sungguh beriman kepada Allah.
وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحَْنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS Ali Imran ayat 139)
(BERSAMBUNG)

ANAK, DILARANG PAKAI PONSEL/HP SEBELUM 12 TAHUN

Satu lagi artikel kiriman dari INNK, kali membahas tentang bahaya ponsel. Seperti artikel penulis sebelumnya tentang  bahaya ponsel  saat...